Sabtu, 16 Juli 2016

Kopi Saat Fajar (2)


Once upon a time..
Hiduplah seorang putri dan pangeran yang hidup berbahagia.



Baiklah, abaikan.

Narasi kali ini tidak akan jauh mengenai kehidupan percintaa. Yah, memang bahasan mengenai cinta tidak akan pernah habis untuk dibahas. Bahkan, novel-novel dan komik-komik masih terus diproduksi dan digandrungi semua orang tak terkecuali. Bahkan, mungkin saya termasuk salah satu orang tersebut.

Kembali pada topik percintaan, lebih tepatnya alasan memutuskan untuk hidup bersama seseorang dalam ikatan pernikahan. Yah, dialog mengenai ini bermula ketika terjadinya penolakan lamaran yang tidak resmi oleh seseorang kepada orang tua si lelaki.

Kejadian ini saya dapatkan dari dialog-dialog bersama mamah saya dan dari dialog tersebut saya menyimpulkan bahwa tidak hanya sekedar kenal kepada sang laki-laki untuk membuat kamu memilih memutuskan untuk menjadi pasangannya.

Apa sih ini yang saya tulis.

Jadi, ceritanya ada laki-laki yang menaruh hati kepada perempuan dan dia berinisiatif untuk melamarnya. Orangtua si lelaki akhirnya datang ke rumah si perempuan untuk menyampaikan niat baiknya. Kabar buruknya, si perempuan tidak menyukai si lelaki dan bahkan dia tidak mau muncul ketika orangtua si lelaki bertandang ke rumahnya. Dia mengurung diri di kamar dan tidak keluar sampai keluarga si lelaki pergi dari rumahnya.

Nah, yang menjadi pertanyaan saya adalah apa alasan si perempuan menolak si lelaki. Padahal, dalam segi sosial mereka saling mengenai, sangat mengenal bahkan. keduanya telah mengetahui keluarga masing-masing, bahkan si perempuan telah mengenal keluarga besar si lelaki. Lelaki tersebut sudah mapan secara finansial dan mantap secara mental untuk membawa si perempuan ke jenjang yang serius. Lalu masalahnya apa?

Jawaban dari si perempuan masih saya tunggu, walaupun bibirnya masih bungkam. Saya penasaran sungguh.

***
Btw, mengapa postingannya semakin jauh dari yang saya inginkan.
Maafkan, jika postingan masih belum berbau arkeologi. Tapi, saya janji (jangan berjanji) akan memposting mengenai arkeologi... nanti.

Bye.

Sampai berjumpa di Kopi Saat Fajar (3)

*Smooch*

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Mungkin karena cinta seringkali bertepuk sebelah tangan, kayak yang lu alamin gitu. Hehe.

Aci mengatakan...

Wah, hahaha. pake diumbar si mbaknya. Cukup jadi rahasia umum aja ya mbak :)